Penulis : Muhammad Asrul
FB : Muhammad Zspark
Contoh Cerpen Cinta Semua Tentang kita - Namaku Adelia, aku pernah mencintai seseorang dengan tulus. Tapi, semua ketulusan cintaku padanya berakhir sia-sia.
“Adelia, jangan sedih terus dong. Senyuum.” kata sahabatku dewi sambil mencari tisu di meja rias kamarku
“gue gak bisa dew, gue ga terima dia ninggalin gue, pergi gitu aja tanpa pamit.”
Arya adalah seorang cowok yang sangat aku sayangi, dia pergi
meninggalkanku tanpa alasan. Akupun baru tau kepergiannya setelah sehari
dia pergi. Dia juga tak pernah mengabariku kenapa ia pergi. Yang ku
tau, Arya harus meninggalkan sekolah lamanya bersamaku karna dia di
tuntut kedua orang tuanya untuk tinggal di pesantren , tepatnya di
daerah lampung. Akupun terpukul mendengarnya.
“sya, lo gak bisa terus-terusan mikirin arya kaya gini. Dia itu gamau
bilang kepergiannya karna dia gamau liat lo sedih. Coba kalo dia tau lo
sedih kaya gini. Gimana sya.”
“tapi gue kecewa banget wi, lo ga ngerti perasaan gue.”
Sehari sebelum arya pergi, teman-teman sekelasku sebenarnya sudah tau
akan kabar bahwa arya akan pindah dari sekolah. Tapi arya melarang
mereka semua untuk memberitahuku dan merahasiakan semuanya. Ini juga
karena arya gak ingin buat aku bersedih. Tapi justru malah sebaliknya .
***
Seminggupun berlalu, aku masih belum bisa menerima semua ini. Disekolah
rasanya sepi tak ada arya di sisiku yang biasanya setiap hari menyapaku,
tertawa bersama. Arya juga tak pernah mengabariku dia menghilang begitu
saja. Sampai sekarang aku belum bisa memaafkannya sebelum aku tau
alasannya mengapa dia tak memberitahuku tentang kepergian dan
kepindahannya ke lampung. Aku mencoba melupakannya tapi aku tak bisa,
perasaan ini menyiksaku. Semakin aku mencoba melupakannya, semakin aku
tak bisa menghapus kenangan Arya dari hatiku.
“sya, maafin gue ya gue gak bilang sama lo . sebenernya gue udah tau
Arya mau pindah dari sekolah, tapi Arya ngelarang gue buat bilang sama
lo, katanya dia gak mau buat lo sedih. Lo pasti bisa dapetin yang lebih
dari dia. Itu pesan arya buat lo.” Kata eza sahabatnya arya.
Saat eza bilang semua itu kepadaku entah mengapa, hatiku gak bisa
menerimanya. Aku menyayangi arya, hanya arya yang selalu ada di hatiku,
dan dia yang terbaik untukku. Itu menurutku.
“lo jahat za, kenapa lo gak bilang sama gue dan harusnya lo tuh ngerti.”
“iya, maafin gue sya. Gue salah, tapi mau gimana lagi arya udah pergi
dan asal lo tau sya. Dia sayang banget sama lo. Dia sebenernya gamau
pindah, tapi karna desakan orang tuanya dia pindah ke pesantren.”
“ gue kecewa za sama dia. Kenapa dia gak bilang dari awal?”kataku lemas
Aku meninggalkan eza yang masih diam membisu diambang pintu kelasku. Aku
gak mau mendengar semuanya lagi. Aku udah cukup kecewa dengan semua
ini. andaikan waktu bisa berhenti berputar untuk saat ini, aku ingin
kembali dan melihat arya untuk terakhir kali.
***
Pagi hari di kelas,
Seiring berjalannya waktu meskipun arya tak pernah mengabariku, dan
mungkin dia sudah lupa denganku. Yaa, begitupun aku masih terus mencoba
melupakannya. Hari-demi hari kujalani semuanya seperti normal dulu
sebelum arya pindah dari sekolah ini. Aku hanya bisa mencoba untuk
ikhlas dengan yang ku jalani sekarang. Andaikan ini semua mimpi, aku tak
mau ini semua akan terjadi. Tetapi apa daya semuanya bukan mimpi, ini
nyata.
“sya...” panggil seseorang dari tempat duduk belakang dan ternyata itu eza , dia berjalan menghampiriku
“apaan za?’’ kataku
“sya, kemaren arya chat gue nanyain lo.”
“terus?”
“kok terus?”
“iyaa, terus kenapa? Apa urusannya sama gue?”
“adalah ”
“apaan?” tanyaku sinis
“dia masi nungguin lo.”
“oh.” Jawabku singkat
“dih ngeselin nih anak, emang lo gamau tau kabarnya dia?”
“ah gatau gue, gue bingung sama dia , dia bilang sayang sama gue tapi
apaan ninggalin gue gitu aja dan udah seminggu lebih gue gatau
kabarnya.”
“yaa lo tanya lah kabarnya gimana?”
“ngapain ah za, gue cewek gengsi kali nanya ke cowo duluan.” Kataku agak jengkel
“gue bingung ama lo berdua, lo sama arya sama-sama sayang, tapi gak ada
yang mau mulai duluan. Gimana kalian mau jadian kalo sama-sama gengsi.
Cinta, tapi munafik. ”
“harusnya dialah, minta maaf enggak , kabarin gue juga enggak. Kalo gue
disuruh milih untuk kenal sama dia atau gak, gue akan lebih milih enggak
dari pada gue harus sakit hati kaya gini akhirnya...gue malah kecewa
banget.”
“yaaa, kemaren dia nanyain kabar lo, ya gue jawab lo sedih banget dia pindah.”
“lo jujur amat si za, aaaah tau deh.”
***
Hari terus berganti, meninggalkan semua kisah yang ada begitupun kisah
ku dengan arya , aku bertekat untuk melupakannya. Aku udah cukup kecewa
dengan semua ini. Setiap kali aku berdoa, mendoakannya untuk kembali
bersama ku lagi seperti dulu tapi itu semua tak mungkin. Aku memang
mencintai arya, tetapi tak pernah arya jujur akan rasa sayang dan
cintanya kepadaku, selalu eza yang bilang kepadaku setiap kali arya
curhat kepadanya. Aku bingung dengan semua ini, mencintai seseorang
tanpa sebuah kepastian yang pasti.
Tuhan..... jika memang dia yang terbaik untukku, jagalah dia disana tuhan...
Jagalah hatinya untukku, dan jagalah hatiku untuknya...
Aku disini hanya bisa mendoakannya, melihat nya dari kejauhan...
Ini berat untuk ku jalani Tuhan... jauh dari seseorang yang aku sayangi.....
Aku menyayangi dan mencintainya... tabahkan hatiku Tuhan...
Tuhan .. hanya satu pintaku, jagalah iya saat aku jauh dari sisinya.... :’)
Setiap malam setiap ada kesempatan aku berdoa dan menangis, akankah
cintaku padanya akan kembali seperti dahulu menjalani hari-hari dengan
penuh canda maupun tawa. Cinta ini membunuhku...kau adalah mimpi takkan
pernah ku gapai.
***
Sebentar lagi liburan semester tiba, 6 bulan sudah berlalu. Sebenarnya
momen-momen itulah yang selama ini ku tunggu. Karna liburan sekolah Arya
pasti pulang ke Jakarta dan ada kemungkinan kita akan bertemu lagi.
Tetapi , mendengar kabar kalo Arya pasti akan pulang ke Jakarta hatiku
biasa saja. Tidak ada getaran-getaran seperti dulu saat aku bersamanya,
mungkin karena selama 6 bulan ini aku sudah terbiasa tanpanya, yaa
meskipun awalannya aku sangat terpukul dan kecewa juga sedih. Tapi
sekarang aku sudah mempunyai seseorang yang bisa menggantikan hati Arya
di hatiku yaitu Aka sudah 6 bulan juga aku mengenalnya. Aka datang di
kehidupanku ketika hatiku sedang hampa dan kosong tanpa arah. Dia
menyembuhkan luka di hatiku, awalnya aku memang tak bisa melupakan Arya
karna bagaimanapun juga Arya akan selalu tinggal di hatiku. Saat
kepergian Arya, Aka lah yang selalu menemani hari sepiku selama 6 bulan
aku mengenal Aka, bagiku dia adalah seorang cowok yang baik ,
pengertian, dan sabar. Sudah 3 kali Aka menyatakan perasaannya padaku ,
tetapi tak pernah ku jawab aku hanya bilang kepada aka kalo aku masih
mengejar sesuatu. Aka pun mengerti, walaupun dia tak pernah tau aku
masih menunggu seseorang , yaitu Arya. Dan Aka masih setia menunggu
hatiku. Dan akupun janji akan menjawabnya, aku menerima cintanya atau
tidak saat ulang tahun Aka nanti.
***
Pagi di sekolah,
“besok kita bagi rapot sya.” Kata dewi sahabatku
“iya , gue takut nih jadinya masuk jurusan apa wi.”
“udah yakin lo pasti IPA. “
“yaa mudah-mudahan aja kalo kita bisa satu kelas lagi, lo IPA dan gue juga.”
“amiin.”
“haaai semua.” Sapa eza sambil duduk di sebelahku
“apaan si za, JB JB aje.” Kata ku
“hahaha.... lagi ngomongin apaan si? Serius amat?” eza tertawa pelan
“jurusan za...” kata dewi
“oh gitu yaa... lo pasti mah IPA, kalo gue sih maunya IPS.”
“yaa amin-amin mudah-mudahan kita masuk yaa.” Kataku
“iyaa amin .” kata mereka berdua
“eh sya, btw gimana perasaan lo sekarang sama Arya?”tanya eza kepadaku
“yaaah, lo ngomongin Arya lagi.” Jawabku lemes
“dia selau nanyain keadaan lo sama gue sya, ya gue jawab lo baik. Arya
juga bilang kenapa dia gak nembak lo. Katanya dia , dia gamau nyakitin
lo lagi emangnya lo mau pacaran jarak jauh sama Arya? Arya takut lo
nolak dia, kalopun lo nerima dia, kasian elo nya arya gak pernah ada di
samping lo . lo tau kan pesantren gimana? Dia pulang juga pas liburan.”
“yaaa.. gue tau. Status menurut gue gak penting. Yang gue mau komitmen
za. Kepastian. Dia sayang sama gue tapi dia gak pernah bilang ataupun
jujur sama persaannya sama gue. Gimana gue mau percaya sama dia, bisa
aja kan dia pacaran disana atau udah punya cewek pengganti gue? Gue
yakin za. lagian 6 bulan udah berlalu. Gue mungkin bisa lupain dia, tapi
gue gak akan bisa ngelupain semua kenangan tentang kita”
“oh iya, liburan dia kesini sya. Dia pengen ketemu sama lo.”
“gue gamau lah za, udah cukup yang dulu2 gue gamau nantinya keinget dia
lagi. Sekarang gue udah punya yang lain, meskipun gue belum jadian sama
dia. Tapi kita udah deket semenjak Arya ninggalin gue.”
“siapa?” tanya eza
“aka namanya za, dia ganteng putih jago main basket dan juga jago
futsal.” Kata dewi yang menambah pembicaraan suasana menjadi semakin
hangat
“serius lo sya?” tanya eza tak percaya
“iya, gue serius dan suatu saat kita pasti akan jadian.” Kataku padanya
“jujur nih gue sya sama lo Arya disana banyak yang nembak dan banyak
yang sukain. Lo mau tau semua cewek yang nembak dia banyak, terus dia
tolak. Adapun anak SD nembak dia, dan katanya mirip sama lo.”
“terus di terima?” kata dewi sahabat ku, yang duduk di sampingku sembari membaca novel
“gue belom tau kabarnya. setau gue sih dia belum jawab mau nerima tu cewek apa enggak.”
# Bel pun berbunyi
***
Pagi hari,
Hari ini adalah hari yang ku tunggu-tunggu mama ku sudah bersiap-siap
untuk mengambil rapotku. ketika sampai di sekolah , aku berpapasan
dengan eza. eza tak melihatku mungkin dia gak sadar seseorang yang
berpapasan dengannya itu aku. Setelah pembagian hasil rapot selesai
ternyata alhamdullilah akhirnya aku masuk jurusan IPA, jurusan yang
selama ini aku cari dan sudah aku rencanakan.
“sya, tar abis bagi rapot main yuk.” Kata sari teman dekatku
“okeey, siapa aja?” tanyaku
“banyak lah. Pokoknya.”
“okedeh.”
“lo udah bagi rapot?” tanyanya
“udah nih,”
“wesss... ipa nih ye. Slamet yaa.”
“lo emang belom?” tanyaku
“belom, tar abis ini.”
“oh okey, emng kita mau main apa?”
“main UNO aja, hehe lo bawa uno?”
“kagak sii, yaudah gue balik dulu yaa..tar samper gue aja.”
***
Siang hari,
“adelia, ayok berangkat main.. anak-anak udah pada ngumpul. Jangan lupa uno nya.”
Aku naik motor di jemput oleh teman dekat ku sari. Setelah beberapa menit sampai di rumah sabi, akhirnya kita semua main UNO
“sabi, si eza gak dateng?”
“gatau sya, katanya mau pergi.”
Sabi adalah teman deketku juga , karna rumahnya adalah basecame kami, tempat kami berkumpul dan bercanda bareng
Tak lama sambil kita memainkan UNO , ada suara motor berhenti di rumah
sabi. Ici temen ku keluar dan membuka pintu. Ku lihat dari arah jendela
ternyata eza, tetapi disana ada seseorang lagi. Memakai helm dan
sepertinya aku mengenalnya, Cuma dari jendela tidak terlalu kelihatan.
Seseorang itu melepas helm nya dan ternyata... OMG ! batinku......
ternyata seseorang itu adalah...
“sya, ada Arya tuh.”
“hah ? serius lo sab?”
“iya serius gue, tuh anaknya kesini kan.”
Oh Tuhaan.... apa salahku, aku tak ingin bertemu dengannya. Tetapi
sekarang kita malah di pertemukan. Apa ini takdirku Tuhan.. untuk
bertemu dia lagi. Deg..... tiba-tiba saja terasa jantungku berhenti,
getaran ini sudah lama tak kurasakan. Sangat berbeda sekali bila aku
dekat dengan aka, tidak ada getaran seperti ini. ada apa ini?” batinku
“sorry sya, dari awal kita semua sudah ngerencanain ini, untuk nemuin lo sama Arya.”
Aku dan arya hanya tersenyum tipis. Tapi aneh sikapnya Arya, dia
bener-bener berubah. Dia tak menyapaku. Bahkan menegurku itupun tidak.
Apa yang terjadi Tuhan batinku. Apa dia sudah menemukan yang lain?
Entahlah.... selama kita semua ngobrol, tetapi aku dan arya tidak juga
saling tegur sapa, kenal.. tapi kaya ga kenal.. Arya seperti orang asing
dalam hidupku.
“sya, arya kalian berdua diem aja..” ledek mereka
“ayodong kangen-kangenan apa kek gitu?” kata ici teman dekatku yang juga ikut meledek
“tau lo ya, udah ada orangnya malah di cuekin. Giliran ga ada malah nyariin.”ledek eza
“apaansih lo za, gajelas.” Jawabku sinis
“yee lo berdua tuh cinta, tapi munafik. Sama-sama cinta tapi malu-malu
gak ada yang mau mulai duluan. Gininih jadinya cuek-cuekan kalo ketemu.”
Kenapa harus gue yang mulai duluan apa musti gue yang negur duluan?
Siapa yang buat salah ? gue kah? Atau dia? Yang ninggalin gue siapa?
Yang buat gue sedih siapa? Yang buat gue kecewa dan sakit hati siapa?
Harusnya lo sadar Arya ! batinku meringis.
“yaudah lah za, kalo mereka emang mau diem-dieman.” Kata sabi
Aku hanya tersenyum ke arah mereka yang menatapku juga Arya. Setiap kali
aku memergoki arya melirikku, dan aku juga meliriknya batinku nangis
apa iya arya gak kangen sama aku, atau minta maaf? Tapi apa nyatanya...
itu tidak sama sekali !! yang ku lihat dari sorotan matanya masih ada
cinta dan rindu dihatinya. Akupun merasakan itu. Tatapannya, masih
seperti dulu, dingin tetapi penuh arti dari sorotan matanya penuh
keteduhan. Andai saja tatapan ini bisa membunuh, mungkin aku sudah
terkapar olehnya.
Akhirnya kita semua main UNO , mainan yang biasa kita mainin kalo gak
ada mainan yang bisa dimainin . kita anak SMA tetapi masih main kartu
UNO, yaa walaupun UNO buat semua umur. Eza pun membagikan kartu UNO nya.
Dan kita semua main. Ternyata seiring berjalannya waktu, pertama sari
keluar menang, disusul sabi, disusul eza, dan yang terakhir ici, yang
salalu main UNO keringetan. Main UNO aja kok keringetan? Dan yang
tersisa hanya aku dan aray. Permainan semakin menegang. Belom ada
kepastian siapa yang menang aku ataupun aray.
“ayodong menangin sya.” Teman-temanku menyemangatiku. Begitupun aray yang sibuk dengan kartu-kartunya .
“udeh lo pasti menang deh ray.” Kata eza yang malah membela aray di banding aku
“eh belom tentuu.” Kataku , daaaannnn.....
“UNO ! “ aray mengucapkan kata itu bentar lagi dia menang karna kartunya tinggal satu 4+ ternyata.”
aku pun kalah saat permainan itu. Tapi taapalah ini hanya sebuah permainan, akhirnya kita semua tertawa bersama.
bahagia itu sederhana ... walaupun aku dan aray tak saling tegur sapa
bahkan saat bermain aray tak juga menatapku. Tetapi dengan melihat aray
tersenyum atas kemenangannya padaku. Aku sudah senang.”
#Bahagiaitusederhana aku mungkin saja melupakanmu ketika kau pergi, dan
jauh disana..tetapi cinta, perasaan kembali ada ketika kau datang
waktu sudah menunjukan pukul 4 sore. Karna hari sudah sore akhinya kita
semua memutuskan untuk pulang. Pertemuan yang sangat singkat antara aku
dan juga Aray. Sampai pulang kita berdua juga gak ngobrol dan saling
cuek-cuekan. Yaa... itulah aray dingin dan sangat cuek
***
Malam ,
Aku masih teringat pertemuan singkat tadi siang. Ini semua seperti mimpi
ataukah aku bermimpi?? Sambil memeluk boneka dan tepar di atas kasur
aku memutar kembali saat 6 bulan yang lalu , saat aray meninggalkanku,
dan pergi begitu saja tanpa kabar. Dan sekarang dia ada disini
menemuiku. Aku tak mengerti apa maksudnya
dret.. dret... ponselku bergetar, tanda sms masuk dan ternyata itu dari Aka.
“adelia.. malem.. apa kabar?”
“hei, baik kok Aka.”
“oh gitu syukur deh.”
“besok bisakan dateng kerumah Aka sya?”
Ya Tuhan.. aku lupa besok tanggal 26 adalah hari ulang tahunnya Aka.
Untung saja aku sudah menyiapkan kado untuknya jauh-jauh hari.
“okey, besok adelia dateng kok.”
“mau aka jemput?”
“okeh” diakhiri percakapan pendek itu di sms dan akupun tertidur
***
Esok hari,
Jam 10:00 aka sudah sampai di depan pager rumahku. Aku pun pergi
kerumahnya di boncengin naik motor satria nya. Di perjalanan dan di
pikiranku kosong, entah apa yang aku fikirkan dan akhirnya setelah
beberapa menit di perjalanan kita pun sampai di perumahan blok A
rumahnya Aka, disana sudah banyak temen-temennya yang berkumpul. Juga
sahabat ku putri.
“ka. Ini kado buat kamu.”
“yaampun Adelia, pake repot-repot.”
“yaa.. gpp kkok.”
Kado yang aku berikan untuk Aka adalah angsa-angsaan biru hasil karya ku
sendiri, juga striminan yang bertulisan namanya dan hari ulang tahunnya
“Heemm ikut aku bentar yuk,” tanganku di gandeng aka ke arah taman
komplek dekat rumahnya. Aku tak mengerti apa maksudnya. Terlintas
tiba-tiba di fikiranku. Aku lupa kalo aku berjanji akan menjawabnya iya
atau tidak untuk menjadi pacarnya.
“heem.. mau ngapain ya ka?” tanyaku terbata-bata aku masih tidak tau harus menjawab iya atau tidak untuk menerimanya.
“adadeh.” Jawab aka
Sesampainya di taman yang indah dan penuh bunga berwarna-warni disana
terpampang bunga matahari yang menjulang tinggi juga pohon anggur di
sekeliling taman. Di temani teman-teman aka juga putri sahabatku. Karna
dialah aku bisa kenal dengan aka, setelah kepergian Arya 6 bulan yang
lalu. Di tengah lapangan Aka melepaskan gandengannya.
“adelia, bagaimana dengan jawaban kamu ?”
“jawaban? Jawaban apa?” aku pura-pura tak ingat
“jawaban, apa kamu nerima aku? Atau tidak.”
Jleeeeeeebbbbb................
Ternyata Aka benar menagih janji itu. Aku tak tau kenapa bisa jadi
begini. Awalnya aku memang sudah hampir bisa MOVE-ON dari arya, tapi
apa? Arya datang kembali di kehidupanku. Menemuiku walaupun itu tidak
sengaja bertemu. Tapi apa daya, Aka cowok yang selama ini 6 bulan aku
gantungi perasaannya masa iya aku tolak. Cinta diantara dua hati itu
tidak mungkin! Aku mencintai arya juga aka..
“Adelia, kok diem?” tanya aka
“hah? Iya...apa?” kataku terbata-bata
Temen-temen aka yang menonton dan menyaksikan itu mereka semua menyoraki
kita berdua... terima...... terima....... aku bingung saat itu.
“kamu nerima aku atau tidak adelia... aku sayang kamu.” Di raih nya tanganku
Setelah beberapa menit aku berfikir, akhirnya
“iya Aka, Aku terima.”entah apa yang ku fikirkan tak sengaja aku mengucapkan kata-kata itu, terlambat sudah......
Yeeeeyyyy jadiaaaaan sorak mereka tambah ramai. Orang-orang yang ada di
area taman bingung karena saat itu teman-temannya aka berisik dan rame.
Meskipun saat itu aku malu. Aku memutuskan untuk menerima aka karna aku
juga suka sama dia , walaupun aku masih mengharapkan arya untuk menjadi
kekasihku. Tapi itu semua tidak mungkin , arya hanyalah mimpi bagiku
takkan pernah ku memilikinya.
“makasih adeliaaaaa..... ini boneka taddy bear buat kamu”
“iya... makasih yaa aka.”
Aku tak menyangka akhirnya aku jadian juga sama aka, bertepatan dengan
ulang tahunnya. Dia memberiku boneka taddy bear berwarna warna pink,
Teman-teman aka juga memberi memberi selamat ke kita berdua. Taman itu
menjadi saksi cinta kita berdua.
***
Kejadian kemarin telah berlalu. Kini aku sudah menjadi milik orang lain .
aku mungkin bisa belajar untuk menyayangi aka, namun mungkin tak
sepenuhnya karna aku masih mengharapkan cintanya arya entah sampai
kapan.
Baru sehari kami berdua jadian, berita itu sudah menyebar sampai ke
kuping teman-temanku terutama arya. Arya sudah mengetahui kalo aku sudah
jadian , arya pun syok mendengar kabar tersebut yang datangnya dari
eza. Eza adalah sahabatku sekaligus sahabat dan teman curhatnya arya .
jadi apapun yang terjadi denganku pasti eza tau, dan bakal lapor ke
arya.
Ponselku tiba-tiba berdering , ternyata ada tlp dari ici sahabatku.
“halo?” sapanya
“iya ci, tumben tlp ada apa?” tanyaku
“gpp, Cuma mau mastiin aja.”
“apa?”
“lo beneran jadian sama aka? Cowok yang sering lo ceritain itu ke gue?.”
“iya ci.”
“selamet ya sayang.”
“eh iya makasih.”
“oh iya, arya udah tau lo jadian?”
“udah, sepertinya dari eza.”
“iya, gue juga tau dari si eza . Kirain itu boongan ternyata beneran.”
“iya, itu semua bener. Gue jadian kemaren tanggal 26 pas ulang tahunnya ci.”
“hmmm... lo udah tau kalo arya nyusul jadian setelah lo jadian sama aka?”
“apa..?” Aku tersentak kaget . tak sengaja ponselku ku banting ke arah
tempat tidur, dan untungnya tidak ke lantai, ku ambil lagi dan
kudengarkan apa yang sebenarnya terjadi.
“halo sya?”
“ya maaf, tadi hp gue jatoh. Gue kaget abisnya.” Jantungku tiba-tiba saja terasa sesak dan sakit entah kenapa , aku tak mengerti
“jadi gini, hari ini arya jadian sya”
Deeeg......serangan itu kembali ada
“gak, gue gak tau? Emang dia hari ini jadian? Sama siapa?
“sama anak sana yang katanya mirip sama lo, namanya evina.”
“evina? Semoga dia bahagia.” Ku akhiri percakapan itu , walau singkat tapi menyakitkan bagiku.
sungguh aku tak percaya, dan hari ini tanggal 27, ternyata hari ini
jugalah arya jadian sama pacarnya evina. Aku tak mengerti apa maksudnya
aray dengan semua ini. Ataukah evina yang katanya mirip denganku itu
Cuma sebagai pelampiasannya saja?ataukah arya bener-benar menyayanginya?
Entahlah.
Kini semuanya tlah berakhir, meskipun aku tak mengerti jalan fikirannya
arya. Tetapi aku yakin, dihati kecilnya arya meskipun sedikit saja, dia
masih menyisihkan tempat untukku dihatinya dan menyimpan namaku dihati
kecilnya.. begitupun aku, meskipun aku sudah mempunyai seorang kekasih ,
dan dialah yang membuatku menyadari. Menunggu itu tidak enak, apalagi
orang yang kita tunggu gak pernah mencoba untuk meraih kita.sungguh
menyakitkan. Mungkin arya sama sepertiku, menjalani semuanya tetapi
tidak apa yang dia inginkan.
***
Tiba-tiba saja ponselku bergetar ternyata tlp masuk .
“halo? adelia?Sya, hari ini arya mau pulang.”
“pulang?” ternyata sms itu berasal dari sari yang juga teman baikku
“iya pulang, padahal dia baru sebentar di jakarta. Malah belom sempet
kangen-kangenan kan sama lo? Eh tapi gak deh lo berdua kan udah
sama-sama punya pacar. Tapi gue sih yakin pasti lo berdua masi saling
ngarepin iya kan?”
“gak usah nyindir gitu deh sar.”
“haha.. iya maaf” sari tertawa pelan
“oh iya , lo tlp gue Cuma mau ngasi tau kalo dia pulang?’’
“yaa.. gue sedih banget dia hars pulang dan katanya gak akan balik lagi.”
Deeegggg........... tiba-tiba saja air mataku mulai jatuh perlahan
setelah mendengar kabar itu dadaku terasa sesak dan saat ini sulit untuk
bernafas
“syaa?” panggilnya
“adeel . ? Lo gak apa-apa kan? Diem aja?”
‘’eh iya sorry apa tadi yang lo bilang, gue gak denger.”
“arya mau pindah dan tinggal di lampung selama 3 tahun. Dia gak akan
balik lagi dan pastinya rumahnya yang disini mau di kontrakin.”
“apa?”
“iya bener, eh udah dulu yaa byee..
Sari mengakhiri percakapannya , aku tak mengerti dengan semua ini..
lagi-lagi arya pergi dan ninggalin aku untuk kedua kalinya, tapi ini
berbeda dia gak akan kembali. Ini semua tak mungkin. Ku putar lagu pasto
aku pasti kembali, dan lagu itu yang menjadi lagu kita berdua dulu.
Teringat aku dan arya sering menyanyikan lagu itu berdua.. di pekarangan
sekolah sambil memainkan gitar
Reff : aku hanya pergi tuk sementara..
bukan tuk meninggalkanmu selamanya..
aku pasti kan kembali, pada dirimu.. tapi kau jangan nakal, aku pasti kembali..
aku pasti kembali.........
***
Pukul 06.00 pagi,
Aku terbangun dari tidurku, aku tak bisa berhenti menangis tadi malam,
mungkin sebabnya mataku sembab dan layu seperti ini. aku tak mengerti
mengapa aku menangisinya. Aku tak mengerti apa yang ku tangisi.
Cintanya? Ataukah karna arya yang ingin pergi? Entahlah..aku tak
mengerti..Seharusnya aku seneng arya pergi dan gak akan kembali lagi,
tapi apa nyatanya? Aku malah seperti ini, seharusnya aku sadar aku sudah
mempunyai seseorang kekasih begitupun arya.... Aku juga tak mengerti
perasaanku gelisah tadi malam, tadi malam aku juga melihat arya tapi aku
, aku tak ingat dia ada di mimpiku? Atau dia datang tadi malam. Yang ku
ingat dia datang memakai baju putih dan dia tersenyum padaku, dia
memegang tanganku dan berbisik. Jangan sedih, karna arya akan selalu ada
dihati kamu. Dan kamu selalu ada di hati arya.. mungkin arya gak akan
pernah kembali.
Dret..dret.. hp ku berdering, ternyata ada tlp dari eza aku pun cepat-cepat mengangkatnya..
“sya, udah bangun??’’
“ada apa?gue baru aja bangun.”
“lo udah tau kan arya pergi?”
“iya , gue udah tau dari sari dia yang ngasih tau gue kemaren malem.”
“suara lo kenapa?”
Mungkin suaraku begini adalah efek tangisanku tadi malam , aku tak bisa tidur.. hanya arya yang aku fikirkan tadi malam.
“hah? Suara gue? Gpp, gue lagi sakit tenggorokan biasalah radang.
“bohong, lo pasti abis nangis ya?”
“enggak.” Aku memang berbohong sama eza, karna aku tak ingin kawatir.
“ada apa tlp gue pagi-bagi begini? Tumben?’
“iya, gawat sya penting gawat. Arya barusan aja masuk rumah sakit.”
“apaaa?” aku tersentak kaget dan mataku kini sudah tak mengantuk lagi
“iya udeh lo cepetan mandi. Cepet nanti lo gue anter kerumah sakit gue jemput.”
Aku segera mengakhiri tlp, aku bergegas untuk mandi. Dan setelah aku
selesai mandi, dan siap untuk berangkat , tiba-tiba saja terdengar bunyi
motor depan pagar rumahku, ku lihat dari jendela ternyata itu eza, aku
cepat keluar dan pamit tidak sempet sarapan pagi
“za, ceritain ke gue plis.”
“udah cepet naik , nanti gue ceritaiin di jalan.”
Aku segera naik dan meninggalkan rumah. Aku pergi dengan hati yang cemas, selama di perjalanan aku hanya diam dan diam.
‘’sya, jangan diem aja .”
“jelas aja gue diem.”
‘‘ini adalah bukti kalo lo masih sayang banget sama arya, iya kan?”
“gak. Gue Cuma khawatir” kataku ngeles
“Khawatir? Kalo lo Cuma kawatir, gak akan lo mau pagi-pagi kaya gini
disuru kerumah sakit buat liat keadaan arya, padahal lo sendiri udah
punya cowok. Tapi lo sendiri malah ngawatirin arya di banding cowok lo”
“jelasin ke gue kenapa arya?”
Hening........ aku tak mengerti kenapa suasana menjadi hening.. keadaan pagi yang dingin ini menusuk tubuhku
“eza?’’ panggilku
“eza, arya kenapa?’’ panggilku sekali lagi cemas
“dia... dia.. “
“dia? Dia kenapa zaa.”
Eza tak juga menjawabnya, setelah setengah jam di perjalanan, tak terasa
kita sudah sampai dirumah sakit. Setelah eza memarkirkan motornya, aku
dan eza langsung pergi menuju ruang kamar tempat arya dirawat. Aku dan
eza melihat teman-temanku sudah rame dan berkumpul di ruang kamar arya,
aku tak mngerti mereka semua menangis sampai isek-isekan. Apa yang
terjadi? Aku tak mengerti . tiba-tiba saja ditengah kerumunan mereka
yang sedang menangis, aku melihat seseorang memakai baju putih keluar
dari arah pintu kamar rumah sakit tempat arya dirawat. Aku diam dan tak
menghampiri seseorang itu. Ku lihat eza sudah tidak ada disampingku. Aku
seperti mengenalnya, wajahnya pucat, lesu, dan dia tersenyum kepadaku.
Dia itu arya? Apa dia itu arya? Dia tersenyum padaku? Tapi aku heran
mengapa mereka semua masih menangis? Sedangkan arya? Dia baru saja kluar dari arah pintu dan tersenyum padaku....
tiba-tiba saja saat aku ingin menghampiri seseorang itu, seseorang itu
hilang? Hilaaaang????? Iya, tiba-tiba saja hilang. Aku tak mengerti
kemana bayangan itu pergi.
“adeliaaaaa..... “ tiba-tiba ici menghampiriku dan memelukku
“ada apa? kok lo nangis?” tanyaku heran, ici masih saja menangis di pelukanku
“arya syaaa... arya.....gue gk percaya dengan semua ini, padahal waktu kemaren kita abis ngmpul bareng.. gue gsk percaya!”
“arya kenapa? Dia baik-baik ajakan? Barusan gue liat dia keluar kamar
dan dia senyum sama gue, tapi anehnya dia langsung pergi dan hilang gitu
aja pas gue mau nyamperin dia.. yaa.. barusan .” kataku polos tak
mengerti
“apa? “ ici menatapku
“iya seius gue gak boong tuh barusan dia kesana” aku menunjukkan ke arah bayangan itu pergi
“arya itu udah gak ada adelia, dia pergi ninggalin kita semua.. bukan
untuk pergi dan tinggal di lampung, tetapi dia pergi untuk selamanya.”
“gue gak ngerti, jelas-jelas gue barusan liat dia.”
“ikut gue,” di tariknya tanganku masuk ruang kamar arya
“lihat,dia udah gak ada, gue gak sanggup dengan semua ini.”
“aryaaaaa... aku menghampiri arya yang terbaring lemas dan kaku, juga pucat dan tangannya begitu dingin.”
“arya, bilang ke gue kalo ini gak bener. Aryaaa buka mata lo, bilang
kalo ini gak bener. Kenapa lo gak mau buka mata lo , aryaaa plis.” Aku
tak bisa menahan tangis
“arya, plissss arya gue mohon, jangan ninggalin adelia dengan cara
seperti ini adelia gamau ditinggal arya, adelia sayang banget sama arya.
Arya bilang, kalo ini bohong, tangan arya dingin banget, arya sakit?
Arya kedinginan? Tadi arya baru aja senyum ke adelia aryaaa bangun.”
Saat itu aku tak bisa menahan tangis, tangan arya saat itu dingin banget
semua itu bisa ku rasakan. Tetapi dokter langsung membawanya, ku lihat
terakhir kali arya tersenyum padaku, ini mimpi? Katakan ini mimpi
padaku.
“adelia ?’’ seseorang menarik tanganku, entah itu siapa dia langsung memelukku
“ikhlasin dia adelia, dia udah gak ada jangan menangis terus, ikhlasin dia.”
Aku tak bisa menahan tangis, aku sekarang rapuh, aku tak bisa apa-apa dengan kenyataan pahit ini. batinku
“ikhlasin dia adelia, ini semua demi kebaikannya.” Aku masih terhanyut
dalam susana dan juga didalam pelukan seseorang itu, ketika aku membuka
mata ternyata seseorang itu adalah aka, pacarku yang juga ada disana..
menyaksikan itu semua
“ayok kita keluar, aka jelasin semuanya.”
Teman-temanku masih saja menangis, dan juga ku lihat eza sepertinya dia
juga sangat terpukul. Aku mengerti perasaan eza, dan juga teman-temanku
semuanya.
Ternyata, aka membawaku ke kursi taman belakang rumah sakit.
“aka udah denger semuanya sayang.”
“maafin adel, maafin adel....” Kataku pelan
“gk usah minta maaf, justru aka yang minta maaf sama kamu. Mungkin kalo
kamu denger ini semua kamu nantinya bakalan benci dan marah sama aka,
pacar kamu.”
“kenapa kamu ngomong gitu?” tanyaku tak mengerti
“kamu tau? Kamu ingat 6 bulan yang lalu pas arya pergi ninggalin kamu tanpa pamit?”
“iya aku ingat?”
“dia itu pergi ninggalin kamu karna dia sakit, bukan karna dia sekolah
di pesantren juga. Dia Cuma nyari alesan yang masuk akal.Selama itu dia
pergi untuk berobat kesana-sini. Tapi itu semua gagal. Pengobatan itu
sempat berhasil, tetapi tidak berlangsung lama.”
Hening..... aka melanjutkan ceritanya
“selama dia pergi untuk tinggal di lampung, dia bilang kalo dia pindah
ke pesantren.. padahal tidak sayang.. dia pergi bersama orang tuanya
untuk berobat. Dia punya penyakit jantung. Kemaren pas kamu main sama
dia sama teman-teman kamu ,mungkin saat itu keadaan arya sudah pulih
tetapi , arya drop dan harus pulang dan pindah ke lampung selama 3 tahun
untuk menjalani pengobatan. Orang tuanya arya terpaksa pindah kesana,
karna tidak mungkin bolak-balik dengan kondisi arya seperti itu
lampung-jakarta itu lumayan jauh.”
“selamaya 6 bulan, arya menitipkan kamu ke aku. Karna aku sahabat baik
arya sejak kecil. Hanya aku yang tau tentang penyakitnya,selain
keluarganya sel. Maafkan aku, adelia... seharusnya dari awal aku jujur
sama kamu. Pas kita jadian tanggal 26 kemarin, arya mengetahui kabar
itu. Awalnya aku gak enak sama dia, tapi aku bener-bener sayang dan
tulus sama kamu itu semua aku lakuin untuk ngejagain kamu. Pas arya tau
kita jadian, dia pesen sama aku , supaya kamu suatu saat nanti dia udah
gak ada, kamu harus bisa ngikhlasin dia. Ini semua demi kebaikannya
adelia. ini semua udah ada yang ngatur”
“Tadi aku juga menemaninya sbelum ajal menjemputnya. Dia berpesan padaku
sayang, katanya dia minta maaf sama kamu dan teman-teman kamu juga.
Karna dia gak mau buat kamu sedih juga semuanya. Tadi aku juga udah
cerita ke semua teman-teman kamu dan tadi aku suruh eza jemput kamu.
Maafin aku terlambat ngasih tau kamu.”
Tangisku semakin tak terkendali, aku tk bisa menahan semuanyaa.... ini
semua telah berakhir, dan akupun kini harus membuka hatiku untuk orang
lain
“ aku gak marah sama kamu, aku juga ngerti kalo misalnya aku ada di
posisi kamu saat itu. Aku ikhlasin , walaupun aku masih sakit dan sangat
terpukul.”
“ya, seharusnya kamu bersikap seperti itu sayang, itu semua udah tuhan
yang atur. Kita sebagai umatnya hanya bisa sabar, ikhlas, dan menerima.”
Tuhan... jika ini semua sudah menjadi jalan takdirku,aku ikhlas Tuhan...
Tabahkan aku , berilah tempat yang nyaman disana buat Arya Tuhan...
Sayangi dia, dan meskipun Arya sudah tidak ada di dunia ini. tapi aku
masih tetap menyayanginya... sampai nanti ku menutup mata...
SELESAI