“Maaf, sebenarnya aku nggak cinta sama kamu. Ini semua karena aku dan teman-temanku ingin mempermainkanmu! Maaf.”
Kalimat itu tak pernah lekang dari ingan Putri. Itu terjadi tiga tahun
yang lalu sewaktu dia mendapatkan cinta pertamanya yaitu Rendy yang
ternyata hanya mempermainkannya.
Putri terus memandangi wajahnya didepan kaca. Dia tersenyum sambil terus menyisir rambut panjangnya, “Lihat aku sekarang!”.
***
Putri ada jadwal kuliah pagi hari ini, walaupun penampilannya sudah
berbeda 180 derajat dari tiga tahun yang lalu tapi sifat-sifat baik
dalam dirinya terus terjaga dan terbukti dia menjadi mahasiswa yang
berprestasi.
Sampai di kampus dia tidak langsung ke kelas tapi mampir dulu ke
perpustakaan untuk mengembalikan buku, dan ia bertemu dengan sahabatnya
yaitu Sheila.
“Tahu nggak Put, ada anak baru pindahan dari Singapura dan dia itu masuk kelas kita nanti?”, tanya Sheila.
Putri tidak mengucapkan sepatah katapun dia hanya meleparkan senyum pada
Sheila sembari menggelengkan kepalanya. Keduanya berjalan bersama
menuju kelas.
Di kelas sudah banyak mahasiswa yang datang termasuk anak baru yang tadi
Sheila ceritakan itu. Anak baru itu bisa langsung beradaptasi dengan
yang lainnya, karena ia juga merupakan orang Indonesia yang memutuskan
pindah kuliah ke Indonesia, entah karena apa.
Balik lagi ke Putri dan Sheila, keduanya sampai didepan pintu kelas dan
berhenti sejenak. Keduanya melihat kedalam kelas dan melihat sosok yang
berbeda dari biasanya, ada mahasiswa baru.
“Rendy!”, ucap Putri lirih nyaris tak terdengar tapi Sheila sedikit
mendengarnya dan langsung menanyakan apa yang Putri katakan, tapi Putri
tidak menjawabnya.
Putri langsung berbalik arah ingin bolos kelas tapi sayang dosennya
sudah ada di depannya. Keduanya disuruh masuk. Keduanya duduk berdekatan
dengan Rendy, tapi Rendy nggak mengenali kalau ada cewek yang dulu ia
mainkan disitu. Itu karena perubahan besar dari Putri.
Dosen mulai mengajar dan mengedarkan absensi. Satu persatu mahasiswa
mulai mengisi absesnsinya segara bergiliran, dan sekarang absensi itu
ada di Rendy. Sejenak ia membaca semua nama yang ada dalam absensi itu.
“Natasya Putri Handoko?!”, ucapnya kaget dan langsung menoleh kesegala
arah untuk menemukan siapa yang namanya Natasya Putri Handoko itu. Tapi
dia tak menemui sosok yang ia kenal itu.
Dia bertanya pada Doni yang ada disampinya tentang nama yang ia kenal
tadi.”Oh ini, itu tuh!” Doni menunjuk ke arah Putri yang duduk tak jauh
dari mereka berdua.
“Putri?”, ucapnya tak menyangka sambil terus tersenyum senang entah karena apa. Senyumnya mengembang dan terus mengembang.
Jam kuliah selesai dan Putri bergegas keluar dari kelas langsung menuju
kantin bersama Sheila, dia nggak mau menemui Rendy sekarang.
Di kantin keduanya duduk berhadapan dan langsung memesan makanan dan
minuman. Nggak lama kemudian ada Guntur mendatangi mereka berdua. Guntur
suka sama Putri tapi sayangnya Putri masih saja cuek sama cowok, tapi
para cowok yang menaruh hati pada Putri masih setia padanya.
Semua makanan yang Sheila dan Putri pesan itu Guntur yang bayar, dia
memang anak orang kaya. Tiba-tiba datang Arya yang juga suka sama Putri
membawa sebuah es krim dan langsung memberikannya pada Putri. “Aku masuk
kelas dulu ya”, ucap Arya yang kemudian meninggalkan mereka bertiga.
Di sisi yang lain dari kantin terlihat Doni dan Rendy duduk bersama,
Rendy masih saja ingin mendengarkan cerita dari Doni tentang Putri.
“Pokoknya dia perfect deh Ren!”, puji Doni atas sosok Putri. “Aku juga
sempet suka sama dia, tapi sekarang udah nggak.”.
“Kenapa?”, tanya Rendy yang masih saja memandangi Putri sedari tadi.
“Hmm kayaknya dia lagi nunggu seseorang!”, jawabnya singkat yang langsung menikmati minumannya.
Doni terus menceritakan sosok Putri yang dia kenal selama ini, Putri
yang cantik, baik, nggak sombong, pinter, mudah bergaul, dan pastinya
Putri yang jadi primadona di kampus ini.
***
Kelas yang tadinya sunyi menjadi sedikit gaduh karena ulah Rendy yang
ingin pindah tempat duduk agar bisa dekat dengan Putri, dan apa yang
dilakukannya itu berhasil dia duduk disebelah Putri.
“Hy Putri. Masih kenal aku kan?”, tanya Rendy dengan nada manis.
Tapi sayangnya Putri nggak suka dengan apa yang dilakukan Rendy itu, dia
memilih angkat kaki dari kelas itu. Pergi tanpa pamit dulu dengan dosen
yang ada. Melihat hal itu dosen yang tengah menulis soal menjadi heran.
Rendy langsung ikut-ikutan keluar meninggalkan kelas untuk mengejar
Putri.
Di luar kelas Rendy mencari kemana arah Putri pergi tapi ia tak
melihatnya. Rendy menuruni tangga dan bertemu dengan seseorang, ia
menanyakan apa orang itu tadi melihat Putri. Dan ternyata jawabannya,
“Ya, dia lari kearah taman”.
Rendy bergegas mengejar lagi dan akhirnya nampak lah sosok Putri yang
sedang berjalan menuju taman kampus. Ditariknya tangan kanan Putri dan
Putri langsung membalikkan badannya karena terkejut ada yang meraih
tangannya.
“Lepasin aku!”, teriak Putri. Tapi Rendy tetap memegang tangannya.
Sedetik kemudian Rendy memeluk tubuh Putri dengan kencang sampai Putri tak kuasa untuk melepaskan pelukan Rendy.
“Maafin aku! Maaf atas semua kesalahanku sama kamu! Aku nyesel, aku
nyesel ngelakuin itu sama kamu!”, Rendy sedikit terisak dan Putri merasa
sesak. “Ternyata pindah ke luar negeri tetap nggak bisa buat aku lupa
sama kamu, aku selalu ingat kamu! Hanya kamu yang aku pikirkan selama
tiga tahun ini.”
Putri sudah menyerah tidak melakukan perlawanan, dia diam dan mendengarkan semua yang Rendy katakan.
“Sepertinya aku nggak bisa mikirin cewek lain selain kamu! Kayaknya aku
jadi beneran cinta sama kamu! Aku cinta sama kamu!”, nada ucapan Rendy
semakin serius.
Putri melepaskan pelukan Rendy, “Kamu jahat!” ucapnya sambil menampar pipi kiri Rendy.
Tapi Rendy malah tersenyum senang, dia bilang kalau ini juga salah satu
yang ingin dia rasakan dari tangan Putri, selama tiga tahun ini dia
ingin Putri memberinya sebuah tamparan.
“Aku nggak nyangka kamu bakalan berubah seperti sekarang ini, tapi semua
itu sekarang nggak penting! Aku benar-benar cinta kamu gimanapun kamu
dan bagaimanapun penampilan kamu!”
Putri tetap nggak percaya walaupun dihatinya mulai ada yang jujur kalau
dia juga selama ini menunggu sosok cowok yang dulu menyakitinya untuk
kembali melihat dirinya. “Lihat aku sekarang, banyak cowok yang suka
sama aku! Dan sekarang aku bukan cewek yang mudah percaya sama perkataan
cowok lagi! Aku nggak percaya sama semua omongan kamu!”
Rendy terlihat terkejut karena Putri belum juga mempercayai
kata-katanya. Dia membuka tasnya hendak menunjukkan sesuatu, di dalam
dompet Rendy ternyata ada foto Putri yang dulu waktu masih bersama
dengan Rendy dan bukan cuma 1 foto tapi banyak foto. Rendy juga membawa
gelang pemberian Putri yang dulu sempat dia buang. Dan sapu tangan milik
Putri yang dia ambil sebelum dia pergi ke Singapura.
Semua itu membuat Putri sedikit terkesan dan mulai luluh, percaya akan semua perkataan Rendy.
“Sumpah! Aku cinta kamu! Aku cinta kamu tanpa ada paksaan ataupun
tekanan, aku tulus mencintai kamu! Please, aku ingin kita pacaran kayak
dulu lagi! Aku ingin memperbaiki semuanya, aku ingin kamu jadi pacarku!
Kamu mau kan?”, Rendy meraih kedua tangan Putri.
Cukup lama keduanya terdiam, Putri bingung mau berkata apa dia
meneteskan air matanya dan Rendy terus menunggu jawaban dari Putri.
Dengan sedikit terisak Putri akhirnya menjawab juga, “Aku juga nggak
bisa lupain kamu, aku nungguin kamu datang sampai sekarang ini!”
Mendengar kalimat yang Putri ucapkan Rendy langsung memeluk tubuh Putri
lagi dengan penuh suka cita dan diiringi senyuman yang mengembang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar